KONTEKSBERITA.com – Sosialisasi Program Strategis Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) dalam menjawab tantangan era digitalisasi pertanahan, di Hotel Aston, Jl. Ahmad Yani, Kota Bekasi, Rabu (14/8/2024).
Pembahasan tentang tantangan dan risiko digitalisasi pertanahan, yang di hadiri oleh, Suyus Windayana Sekretaris Jenderal ATR/BPN, Dr.H Mardani Ali Sera M.Eng Anggota DPR RI, Raden Bagus Agus Widjayanto Irjen Kementrian ATR/BPN, Kepala Kantor ATR/BPN Kota Bekasi, serta beberapa perwakilan dan tamu undangan.
Isu Strategis Pembangunan Zi Sistematis Lengkap Berkelanjutan.
1. Rendahnya Nilai Survei Penilaian Integritas (SPI) dan adanya Kajian Indentifikasi Potensi Korupsi pada layanan Pertanahan yang di nilai oleh KPK RI.
2. Mewujudkan Mandat Strategi percepatan reformasi birokrasi berdasarkan Perpres No 18 Tahun 2010 tentang GRAND design RB Nasional 2010-2025, pepres No 54 tahun 2018 tentang STRANAS PK, Perpres Road map RB Tahun 2020-2024, RPJMN Tahun 2020-2025.
3. Mewujudkan Visi Misi dan Nilai Nilai Kementerian ATR/BPN Melayani Profesional, Terpecaya.
4. Masih terjadi Sengketa, Konflik dan perkara.
5. Masih Terdapat Temuan berulang terkait Program Strategis Nasional (PSN) dari hasil audit APIP dan BPK.
6. Masih terdapat pengaduan terkait pungutan liar dan OTT.
Untuk mengantisipasi dan juga untuk percepatan program yang sudah dicanangkan tersebut, perlu adanya sosialisasi kepada para pegawai di instansi terkait juga kepada khalayak masyarakat umum tentunya.
“Permasalahan sertifikat tanah digital dari segi teknis dan non teknis, dari serangan siber, kebocoran data, pemalsuan data, ketergantungan teknologi, kesenjangan infrastruktur, pemeliharaan dan pembaruan, kegagalan sistem, kegagalan pemulihan bencana, kurangnya pemahaman fan kepercayaan, resistensi dari aparat lokal, ketidakpastian hukum, perbedaan interprestasi, tingginy biaya implementasi, kepatuhan kepada regulasi,” jelas Dr. Pratama Dahlian Persadha selaku Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi banyak menjelaskan apa yang menjadi tantangan di era digital ini.
“Keamanan data dan privasi, instruktur teknologi, literasi digital, kendala regulasi, resistensi dari aparat dan masyarakat serta biaya implementasi dan pemeliharaan, adalah yang harus segera dilakukan pengamanannya, agar tidak mudah para hacker menembusnya,” pungkas Pratama Dahlian mengakhiri pembicaraanya mengenai tantangan dalam digitalisasi pertanahan.
Penulis : Sukayat
*Update Berita Lainnya di Google News.