Menu

Mode Gelap
Alhamdulillah! 360 Hektar Lahan Pertanian Desa Karangharja Teraliri Air Bandara IKN Siap Uji Coba Pesawat RJ-85 Polri Usut Dugaan Penyelewengan Keuangan PON XXI Aceh-Sumut Pembangunan Jalan Cipasung-Subang-Cilebak Rampung, Jajang Juana: Kado Terindah Ketua PWI Bekasi Raya, Ade Muksin; KPU Kota & Kabupaten Bekasi Harus Transparan

NEWS · 15 Jun 2024 15:01 WIB ·

Masifnya Alih Fungsi Lahan di Kabupaten Bekasi, Ini Kata Sekjen Garda Bekasi


 Sekjen LSM Garda Bekasi, Rio Febriana. (Dok: Istimewa) Perbesar

Sekjen LSM Garda Bekasi, Rio Febriana. (Dok: Istimewa)

KONTEKSBERITA.com – Impor beras yang dilakukan Pemerintah Republik Indonesia setiap tahun mengalami lonjakan. Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) LSM Garda Bekasi, Rio Febriana, fenomena itu setiap tahunnya selalu merangkak naik jumlahnya.

Menurutnya, data KLHK tahun 2022, luas lahan sawah Kabupaten Bekasi tahun 1990 teridentifikasi sebesar 86.674,70 ha, hingga tahun 2018 luas lahan sawah di Kabupaten Bekasi menjadi 72.824,06 ha.

“Lahan persawahan menyusut sebanyak 13.850,64 ha atau 16 persen dari luas awal tahun 1990. Fenomena ini dipicu oleh tingginya permintaan akan hunian di sekitar kawasan metropolitan Jakarta, yang mendorong pengembang untuk terus memperluas proyek perumahan ke wilayah Bekasi,” kata Rio. Sabtu (15/6/2024).

Hal ini, lanjut Rio, tentu saja menjadi persoalan besar bagi pemerintah. Jika lahan persawahan terus mengalami penyusutan, tentunya akan mengganggu ke hal-hal lain, baik ekonomi masyarakat hingga konflik sosial.

“Data yang dihimpun, sudah lima tahun terakhir ini, Pemerintah Republik Indonesia selalu impor beras tidak kurang dari 2,5 juta ton per tahun. Tentu saja hal tersebut setidaknya Kementerian Pertanian, Kementerian ATR/BPN dan Pemkab Bekasi agar tidak mudah memberikan izin alih fungsi lahan sawah jadi perumahan”.

“Hal yang fundamental harus diterapkan disejumlah elemen pemerintah untuk tidak mempermudah investasi yang menghalalkan alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan,” jelas Rio.

Kabupaten Bekasi, kata dia, yang selama ini dikenal sebagai salah satu lumbung padi di Jawa Barat, kini menghadapi tantangan serius dengan semakin masifnya alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan.

Bahkan, lajut Rio, dalam 10 tahun terakhir lebih dari 13 ribu hektare lahan sawah telah beralih fungsi menjadi kawasan perumahan dan industri.

“Jumlah ini sangat signifikan, sangat masif ya. Alih fungsi lahan pertanian menjadi hunian ini bukan hanya mengganggu ketahanan pangan. Di atas ada beberapa aspek yang tentu saja terganggu dan sudah saya sebutkan ya. Dan bila saya sisipkan kata-kata Bencana apakah bisa?, itu lah impact dari alih fungsi,” pungkasnya.

 

(Red)

*Update Berita Lainnya di Google News.

Artikel ini telah dibaca 4 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Alhamdulillah! 360 Hektar Lahan Pertanian Desa Karangharja Teraliri Air

14 September 2024 - 12:24 WIB

Desa Karangharja

Bandara IKN Siap Uji Coba Pesawat RJ-85

13 September 2024 - 10:08 WIB

Bandara IKN

Polri Usut Dugaan Penyelewengan Keuangan PON XXI Aceh-Sumut

12 September 2024 - 13:21 WIB

Keuangan PON Aceh-Sumut

Pembangunan Jalan Cipasung-Subang-Cilebak Rampung, Jajang Juana: Kado Terindah

11 September 2024 - 10:40 WIB

Jajang Juana DPRD Kuningan

Ketua PWI Bekasi Raya, Ade Muksin; KPU Kota & Kabupaten Bekasi Harus Transparan

10 September 2024 - 17:07 WIB

Ketua PWI Bekasi Raya

Presiden Jokowi Buka MTQ Nasional XXX Tahun 2024 di Samarinda

9 September 2024 - 13:38 WIB

MTQ Nasional
Trending di NEWS