KONTEKSBERITA.com – AKBP Buddy Alfrits Towoliu, Kepala Satuan Narkoba Polres Metro Jakarta Timur, meninggal karena tertabrak kereta di jalur Jatinegara, Jakarta Timur pada Sabtu (29/4) sekitar pukul 10.15 WIB.
Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, menyatakan bahwa dugaan sementara adalah AKBP Buddy melakukan tindakan bunuh diri. Namun, pihak kepolisian masih menyelidiki kejadian tersebut.
“Untuk sementara, dari langkah-langkah yang kita lakukan ini patut diduga bunuh diri,” kata Truno seperti yang dilaporkan oleh CNNIndonesia.com (29/4).
Menurut Trunoyudo, AKBP Buddy memiliki riwayat sakit empedu dan menjalani pengobatan serta operasi di RS Pondok Indah Jakarta selama dua pekan terakhir.
Namun, keluarga AKBP Buddy menolak dugaan bunuh diri tersebut dan menyatakan bahwa AKBP Buddy tidak memiliki gangguan jiwa sebelum meninggal dan tidak mengalami kesulitan ekonomi.
“Pihak keluarga menolak dugaan bunuh diri tersebut,” kata Cyprus A Tatali, paman mendiang, seperti yang dilaporkan oleh detik.
Cyprus menyebut bahwa AKBP Buddy menerima telepon dari seseorang satu jam sebelum ditemukan meninggal di rel kereta Stasiun Jatinegara.
Setelah menerima telepon tersebut, AKBP Buddy menggunakan jasa ojek online padahal seharusnya ia menggunakan mobil pribadinya untuk berangkat kerja.
Keluarga menduga adanya keterlibatan mafia narkoba dalam kematian AKBP Buddy, terutama karena jabatan barunya sebagai Kepala Satuan Narkoba Polres Jakarta Timur yang baru diemban selama dua pekan.
“Kami menduga karena ada jabatan baru mungkin ada yang diduga dia mau sidik, kan Kasat Narkoba, kan narkoba di situ kan berhadapan di situ mafia, pelaku-pelaku mafia,” jelas Cyprus.
Cyprus juga menduga bahwa keponakannya dibunuh dan jasadnya dibuang ke rel kereta api di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, untuk menghilangkan jejak aksi pembunuhan.
Editor: Uje