KONTEKSBERITA.com – Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri menyita sebanyak 201 ton beras dari berbagai merek karena tidak memenuhi standar mutu dan takaran yang berlaku. Beras tersebut terdiri atas kategori premium dan medium.
“Hingga pagi ini, total barang bukti yang telah kami sita adalah sebanyak 201 ton beras,” ujar Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus sekaligus Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Pangan Polri, Brigjen Helfi Assegaf, dalam konferensi pers di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Kamis (24/7/2025).
Dari jumlah tersebut, beras yang disita terdiri atas beras premium kemasan 5 kilogram sebanyak 39.036 kantong dan beras premium kemasan 2,5 kilogram sebanyak 2.304 kantong. Seluruhnya diduga merupakan beras oplosan yang dikemas ulang dalam merek-merek tertentu.
Selain beras, Satgas Pangan Polri juga menyita sejumlah dokumen yang berkaitan dengan legalitas dan proses produksi, seperti dokumen hasil produksi dan pemeliharaan, legalitas perusahaan, serta izin edar.
“Kami juga mengamankan dokumen sertifikat merek, prosedur operasi standar (SOP) pengendalian ketidaksesuaian produk dan proses, serta dokumen lainnya yang berhubungan dengan perkara ini,” jelas Helfi.
Ia menambahkan bahwa hasil uji laboratorium dari Kementerian Pertanian terhadap lima merek beras premium yakni Sania, Setra Ramos Biru, Setra Ramos Merah, Setra Pulen, dan Jelita juga menjadi bagian dari barang bukti.
Helfi menegaskan, pihaknya akan melanjutkan proses penyidikan dengan memeriksa sejumlah saksi dari korporasi produsen beras yang diduga tidak memenuhi standar mutu. Setelah itu, akan dilakukan gelar perkara untuk menentukan tersangka.
Ia juga mengungkapkan bahwa informasi awal mengenai dugaan penyimpangan mutu beras ini berasal dari Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, yang menemukan kejanggalan pada harga beras di pasaran.
“Pada 26 Juni, Menteri Pertanian menemukan adanya anomali. Di tengah masa panen raya dengan kondisi surplus, harga beras justru mengalami lonjakan signifikan. Tren kenaikan ini tidak menurun, melainkan terus meningkat. Karena itu, dilakukan pengecekan langsung di lapangan,” tutur Helfi.
Dari hasil pengecekan lapangan yang dilakukan Menteri Pertanian antara 6 hingga 23 Juni 2025 di 10 provinsi, diperoleh sebanyak 268 sampel beras dari 212 merek yang berbeda. Temuan ini kemudian menjadi dasar awal untuk penyelidikan lebih lanjut oleh Satgas Pangan Polri.
(Red)