KONTEKSBERITA.com – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Bekasi akan mulai dilaksanakan pada 27 November 2024 mendatang. Akan tetapi geliat dari bakal calon (Balon) Bupati dan Wakil Bupati Bekasi mulai ramai diperbincangkan di tengah masyarakat.
Salah satu topik pembahasan mengenai Pilkada Kabupaten Bekasi adalah putera daerah (Pribumi) atau bukan putera daerah (non pribumi). Hal ini menjadi polemik dan perlu menyikapinya dengan bijak.
Pribumi dan Non Pribumi
Salah satu Dosen Universitas yang ada di Bekasi, Sahroni SH, memaparkan bahwa perlunya pembahasan lebih jauh soal Bupati Bekasi antara pribumi dan non pribumi.
“Kalau perlu diseminarkan, apakah pribumi itu yang lahir, besar dan beraktivitas di Bekasi?. Karena kalau kita runut bahasa pribumi dan non pribumi itu berasal dari jaman penjajahan kolonial Belanda, dimana penjajah Belanda menyebut masyarakat Indonesia adalah Inlander, yang artinya pribumi,” katanya. Selasa (26/3/2024).
“Nah, melihat dari sejarah apakah cocok kata-kata pribumi dan non pribumi perlu diterapkan untuk mencapai tujuan seseorang menjadi pemimpin. Tentu menurut saya sudah tidak relevan di jaman kemerdekaan saat ini. Kalau hal tersebut terus digulirkan ditengah-tengah masyarakat, sama saja matinya demokrasi,” tambahnya.
Menurut Sahroni, siapapun nanti yang menjadi pemimpin di kabupaten Bekasi, asal orang tersebut mempunyai komitmen, kapasitas dan kapabilitas yang jelas untuk membangun kabupaten Bekasi akan di didukung dan bila perlu dipilih.
Baca Juga: 36 Top Person Bakal Calon Bupati Bekasi 2024-2029 Dirilis SMSI, Siapa Pilihanmu?
Hal senada juga dikatakan Aktivis Bekasi, Rahmat Damanhuri SH atau biasa akrab disapa Vijay, mengatakan bahwa siapapun nanti yang akan terpilih memimpin kabupaten Bekasi harus punya wawasan yang luas, tidak berpihak kepada golongan, ras dan agama, serta punya jiwa intelektual dan spritual yang seimbang.
“Karena kalau kita lihat kabupaten Bekasi masyarakatnya saat ini sudah heterogen, dimana para pendatang sudah berbaur dengan masyarakat lokal. Jadi kalau masih ada kata-kata pribumi dan non pribumi untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati, itu sudah tidak sesuai dengan jaman kemajuan saat ini,” kata Vijay mantan Ketua KNPI Kabupaten Bekasi.
Mengerti Wilayah Kabupaten Bekasi
Sementara warga Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Gibran, menuturkan bahwa Bupati Bekasi dijabat oleh putera daerah itu perlu.
“Apabila pemimpin bukan putera daerah, mana ngerti wilayah pelosok yang ada di kabupaten Bekasi. Contohnya di wilayah kecamatan Setu sampai ujung perbatasan Bogor,” katanya.
“Bila ada jalan rusak, fasilitas umum yang urgent perlu penangan khusus, apakah mereka tanggap?. Kalau putera daerah mungkin akan lebih cepat dalam menyikapinya,” pungkasnya.
Penulis : Sukayat
Editor : Uje
*Update Berita Lainnya di Google News.