PWI Bekasi Raya Soroti Insiden Intimidasi Wartawan Radar Bekasi Sebagai Bentuk Pelanggaran UU Pers       

Menu

Mode Gelap

NEWS · 3 Sep 2025 23:11 WIB ·

PWI Bekasi Raya Soroti Insiden Intimidasi Wartawan Radar Bekasi Sebagai Bentuk Pelanggaran UU Pers


Ketua PWI Bekasi Raya, Ade Muksin, S.H. (Dok: Istimewa) Perbesar

Ketua PWI Bekasi Raya, Ade Muksin, S.H. (Dok: Istimewa)

KONTEKSBERITA.com – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bekasi Raya menanggapi serius insiden intimidasi terhadap jurnalis Radar Bekasi, Andi Mardani, yang dipaksa menghapus foto hasil liputannya oleh tiga oknum polisi di Polsek Cikarang Pusat pada Senin (1/9/2025).

Meskipun wartawan tersebut tidak tergabung dalam PWI Bekasi Raya, Ketua PWI Bekasi Raya, Ade Muksin, S.H, menegaskan bahwa kepedulian terhadap profesi dan solidaritas sesama wartawan menjadi alasan pihaknya turut bersikap.

“Memaksa jurnalis menghapus hasil liputan jelas melanggar Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Pasal 4 ayat (3) menegaskan bahwa kemerdekaan pers dijamin dan tidak boleh ada sensor atau pelarangan. Ini bentuk nyata pelanggaran hukum,” tegas Ade, Rabu (3/9/2025).

Menurutnya, kasus ini mencerminkan masih rendahnya pemahaman sebagian aparat di lapangan terhadap fungsi pers. Padahal, wartawan dan polisi seharusnya menjadi mitra strategis: polisi menjaga keamanan, wartawan menyampaikan informasi yang akurat kepada publik.

PWI Bekasi Raya, lanjut Ade, akan mengambil langkah konkret untuk mencegah terulangnya kasus serupa.

“Pertama, kami akan mendorong Polres Metro Bekasi agar memberikan pembinaan internal terkait UU Pers. Kedua, kami memperkuat kerja sama kelembagaan antara PWI dan Polres supaya ada komunikasi yang lebih baik di lapangan,” jelasnya.

Terkait permintaan maaf yang sudah disampaikan oleh Kapolsek Cikarang Pusat, AKP Umboh, dan oknum polisi yang bersangkutan, PWI menilai itu langkah positif. Namun, Ade menekankan perlunya evaluasi internal yang diikuti penindakan disiplin.

“Kami menerima permintaan maaf tersebut, tapi pembinaan dan sanksi tetap harus diberikan agar ada efek jera,” ujarnya.

Lebih jauh, PWI Bekasi Raya siap memberikan advokasi dan pendampingan hukum kepada wartawan korban intimidasi. Jika diperlukan, koordinasi juga akan dilakukan dengan Dewan Pers serta organisasi jurnalis lainnya.

Ade mengingatkan, setiap bentuk intimidasi terhadap jurnalis adalah ancaman terhadap demokrasi.

“Jika dibiarkan, ini bisa menciptakan iklim ketakutan dalam kerja jurnalistik,” katanya.

Untuk itu, ia berpesan kepada seluruh jurnalis di Bekasi agar tetap profesional dan menjunjung tinggi kode etik jurnalistik, sekaligus mengutamakan keselamatan saat meliput.

“Jika menghadapi intimidasi, segera laporkan ke PWI agar bisa kita advokasi bersama,” imbaunya.

Di akhir pernyataannya, Ade berharap institusi kepolisian dapat meningkatkan pemahaman anggotanya terkait kemerdekaan pers.

“Polisi dan pers harus tetap menjadi mitra strategis. Sinergi ini hanya bisa terjaga dengan prinsip saling menghormati,” pungkasnya.

 

(Red/Sky)

Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Lagi dan Lagi, Desa Wisata Jadi Tempat Kegiatan Galian C Ilegal

7 September 2025 - 20:38 WIB

Galian C Ilegal

Di Malam Puncak HUT RI ke-80, Polsek Cikarang Barat Tekankan Pesan Kamtibmas

7 September 2025 - 15:36 WIB

Malam Puncak HUT RI Cikarang Barat

Pemdes Ragemanunggal Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW, Hadirkan Penceramah Ustadz Kolecer

6 September 2025 - 15:33 WIB

Maulid Nabi Desa Ragemanunggal

Nongkrong di ZB CAFE Tawarkan Kenyamanan dan Kesehatan

6 September 2025 - 11:34 WIB

ZB CAFE

Tasyakuran PWI Bekasi Raya: Akhiri Dualisme, Teguhkan Persatuan Wartawan

5 September 2025 - 20:16 WIB

Tasyakuran PWI Bekasi Raya

Menkomdigi Meutya Hafid Apresiasi Kongres PWI Berlangsung Lancar dan Demokratis

5 September 2025 - 10:47 WIB

Menkomdigi
Trending di NEWS