KONTEKSBERITA.com – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan penghentian impor bahan bakar minyak (BBM) jenis Solar pada tahun 2026.
Target tersebut sangat bergantung pada kesiapan dan beroperasinya proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa apabila RDMP Balikpapan telah beroperasi secara penuh, Indonesia diperkirakan akan mengalami surplus produksi Solar yang signifikan, yakni sekitar 3 hingga 4 juta kiloliter.
“Pada 2026, jika RDMP sudah selesai, kita akan surplus Solar sekitar 3 sampai 4 juta kiloliter. Artinya, agenda kita pada 2026 adalah tidak ada lagi impor Solar,” ujar Bahlil usai meninjau Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang, Jakarta, Minggu (28/12).
Meski demikian, Bahlil menegaskan bahwa realisasi kebijakan tersebut tetap bergantung pada kesiapan infrastruktur serta jadwal operasional kilang yang dikelola PT Pertamina (Persero).
Kementerian ESDM saat ini terus berkoordinasi secara intensif dengan Pertamina untuk memastikan kesiapan teknis di lapangan.
Ia juga menjelaskan bahwa apabila operasional penuh RDMP Balikpapan baru dimulai pada Maret 2026, masih terdapat kemungkinan impor Solar dalam jumlah terbatas pada awal tahun guna menjaga ketahanan stok nasional.
“Semuanya tergantung Pertamina. Jika operasional penuh baru bisa Maret, maka Januari dan Februari mungkin masih diperlukan impor dalam jumlah kecil. Namun, jika ternyata tidak perlu impor pada periode tersebut, tentu tidak akan dilakukan,” jelasnya.
Selain menargetkan swasembada, Kementerian ESDM juga tengah menyusun peta jalan untuk meningkatkan kualitas Solar dalam negeri.
Saat ini, Solar yang beredar memiliki angka setana (cetane number) 51. Ke depan, pemerintah berupaya meningkatkan kualitas BBM agar setara dengan standar Euro 5.
Bahlil mengakui bahwa tantangan utama peningkatan kualitas BBM terletak pada kesiapan infrastruktur kilang. Kendati demikian, pemerintah berkomitmen untuk terus memutakhirkan teknologi kilang demi memenuhi standar lingkungan yang lebih baik.
“Tujuan kita ke arah Euro 5. Memang saat ini infrastruktur kilang belum sepenuhnya mendukung, tetapi upaya ke arah sana akan terus kita lakukan,” tutupnya.
Sebagai informasi, proyek RDMP Kilang Balikpapan merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan nilai investasi mencapai USD 7,4 miliar atau sekitar Rp126 triliun.
Proyek ini menjadi salah satu investasi terbesar yang dilakukan BUMN dalam satu lokasi guna menekan impor BBM nasional.
(Red)













